Rabu, 23 September 2020

 

MENENTUKAN TATA LETAK KOMPONEN INSTALASI PENERANGAN BANGUNAN SEDERHANA

 

Dalam pemasangan suatu instalasi listrik terdapat prosedur ditentukan yang telah ditetapkan, diantaranya harus dibuat gambar rencana berdasarkan denah bangunan yang  akan dipasang instalasi. Spesifikasi dan syarat-syarat permintaan pemesan yang menguraikan hal-hal yang harus dipenuhi pelaksana, dan batas waktu yang telah ditentukan.

Berdasarkan ayat 401 B3 menjelaskan tentang batasan dan macam-macam  gambar yang harus direncanakan sehubungan dengan pemasangan instalasi listrik adalah :

a. Gambar situasi, meliputi letak bangunan yang akan dipasang dan rencana penyambungan jaringan PLN

b. Denah rumah, terdiri dari : rencana penempatan peralatan listrik, seperti titik lampu, sakelar, kotak-kontak, PHB, dan sebagainya; rencana penyambungan  peralatan listrik dengan alat pelayannya, seperti akelar dengan lampu, motor dan pengasutnya, dan lain -lain; data teknis perlatan yang akan dipasang, dan  sebagainya.

c. Diagram  instalasi garis tunggal,  yang menjelaskan :  diagram PHB,  beban  terpasang,  ukuran dan jenis penghantar, dan sistem pentanahan.

d. Gambar  rincian  keterangan,  mencakup :  ukuran fisik,  cara  pemasangan  alat listrik,cara pemasangan kabel, dan cara kerja alat kontrolnya

 

A.     Gambar situasi

        Gambar situasi meliputi situasi bangunan dari jalan raya, jalan kampung (gang), mata angin, alamat lengkap serta jarak dari sumber listrik atau tiang listrik

Gambar. Denah Situasi Rumah Tinggal Sederhana

B.      Denah rumah

           Apabila hendak memasang instalasi listrik, maka harus mengetahui terlebih dahulu gambaran secara umum keadaan dari suatu ruangan yang akan dipasang  instalasi listrik tersebut. Dari sini maka akan lebih mudah mengatur tata letak komponen serta penentuan titik -titik cahaya dan titik kontak sesuai dengan kebutuhan ruangan.

 


 C.     Diagram instalasi garis tunggal

Merupakan gambar denah ruang lengkap dengan rencana instalasi penerangan dan tenaganya

 

 

D.     Gambar rincian keterangan

Untuk menentukan jumlah kawat penghantar yang dipasang dalam suatu instalasi, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :

-         merencanakan terlebih dahulu beberapa titik cahaya yang akan dipasang.

-        Tentukan cara pelayanan titik cahaya yang akan dipasang, misalnya dipasang dua

      buah titik cahaya yang akan dilayani dari satu tempat yang sama. 

-        Pilih komponen serta cara pelayanan yang efektif untuk titik-titik cahaya yang akan dipasang..

-       Buat gambar diagram pengawatan agar memudahkan di dalam membuat detail   gambar instalasi.

-       Tentukan cara pemasangan yang akan digunakan,

 

Jumlah titik beban yang boleh dihubungkan dalam satu rangkaian akhir fasa-satu dengan pemutus tenaga atau pengaman lebur, ditentukan dalam ayat 412 A1, dimana untuk kabel rumah jenis NYA dalam pipa, (lihat tabel)

 

-     jumlah titik beban a dibatasi oleh beban maks di kolom 2, sehubungan dengan kemungkinan perluasan kemudian hari beban maks kira-kira 80 % dari kemampuan hantar arus NYA yang tercantum dalam tabel

-     Instalasi domestik dengan beban campuran atau kotak-kontak sampai dengan 16A saja, hanya boleh diamankan dengan pengaman lebur murni atau pemutus tenaga jenis lambat sampai 10 A,  atau dengan pemutus tenaga jenis cepat sampai dengan 16 A. 

 Dari tabel  dijelaskan bahwa pada instalasi dengan NYA 1,5 mm sama sekali tidak boleh dipasang kotak-kontak, sekurang-kurangnya digunakan NYA 2,5 mm2. Nilai nominal pengaman dalam kolom 3 adalah nilai maksimum yang diperbolehkan. Jika pada rangkaian akhir terdapat kotak -kontak dengan kemampuan  hantar arus yang lebih rendah dari nilai nominal pengaman, maka pengamanannya harus disesuaikan dengan kemampuan hantar arus kontak.

Berdasarkan tabel maka berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. Jika ada 2 – 6 rangkaian akhir dengan NYA 2,5 mm2 dalam pipa, maka jumlah titik beban yang boleh dihubungkan dengan rangkaian akhir adalah :  

    -         Maksimal 15 titik beban, berupa lampu saja, lampu, kotak-kontak dinding, atau hanya kotak-         kontak dinding saja asalkan kemampuan hantar arus tiap kotak- kontak dinding  tidak melebihi 16 A

-       Maksimum hanya satu titik beban, kalau berupa kotak-kontak dinding dengan kemampuan hantar arus lebih dari 16 A

b. Jika ada 2 – 6 rangkaian akhir dengan NYA 4 mm2 dalam pipa, maka jumlah titik    beban yang boleh dihubungkan dengan rangkaian akhir adalah :

-  Maksimal 30 titik beban, berupa lampu saja, lampu, kotak-kontak dinding, atau  hanya kotak-kontak dinding saja asalkan kemampuan hantar arus tiap kotak- kontak dinding tid ak melebihi 16 A

- Maksimum hanya 3 titik beban, kalau berupa kotak-kontak dinding dengan kemampuan hantar arus lebih dari 16 A

c. Jika ada 2 – 6 rangkaian akhir dengan NYA 4 mm2 dalam pipa, maka jumlah titik beban yang boleh dihubungkan dengan rangkaian akhir adalah :

- Tidak terbatas, kalau hanya terdiri atas lampu saja dan jumlah beban maksimumnya tidak melebihi 16 A, berarti maksimum 3520 VA untuk tegangan  220 V

- Maksimal 20 titik beban, berupa lampu saja, lampu, kotak-kontak dinding, atau hanya kotak-kontak dinding saja asalkan kemampuan hantar arus tiap kotak- kontak dinding tidak melebihi 16 A

- Maksimum hanya satu titik beban, kalau berupa kotak-kontak dinding dengan kemampuan hantar arus lebih dari 16 A

d. Jika ada 2 – 6 rangkaian akhir dengan NYA 4 mm2 dalam pipa, maka jumlah titik beban yang boleh dihubungkan dengan rangkaian akhir adalah :

- Tidak terbatas, kalau hanya terdiri atas lampu saja dan jumlah beban maksimumnya   tidak melebihi 20 A, berarti maksimum 4400 VA untuk tegangan  220 V

- Maksimal 30 titik beban, berupa lampu saja, lampu, kotak-kontak dinding, atau hanya kotak-kontak dinding saja asalkan kemampuan hantar arus tiap kotak- kontak dinding tidak melebihi 16 A

- Maksimum hanya 3 titik beban, kalau berupa kotak-kontak dinding dengan  kemampuan hantar arus lebih dari 16 A

 

Gambar Instalasi Listrik

    Gambar instalasi listrik secara umum dibagi dua bagian yaitu : menurut tujua dan Cara menggambar. Pembagian gambar menurut tujuan meliputi :

-     Diagram yang sifatnya menjelaskan : diagram dasar, diagram lingkaran arus, dan diagram    instalasi

-         Diagram Pelaksanaan, yaitu : diagram pengawatan dan dan diagram saluran

-         Gambar Instalasi

-         Gambar situasi

Sedangkan pembagian menurut cara mengambar  dibedakan berdasarkan kepada : cara

menggambar dengan garis tunggal dan cara mengambar dengan garis ganda. 

a. Diagram Dasar

    Diagram dasar dimaksudkan untuk menjelaskan cara kerja suatu instalasi secara elementar  gambar dibawah memperlihatkan diagram dasar suatu perlengkapan hubung bagi (PHB) yang digambar dengan cara disederhanakan dan secara terperinci. 

b. Diagram Lingkaran Arus

   Diagram  lingkaran arus berguna untuk menjelaskan cara kerja suatu rangkaian, merencanakan suatu rangkaian yang rumit dan untuk mengatasi kerusakan  yang terjadi pada rangkaian. Diagram lingkaran arus digambarkan dengan saklar selalu bergerak dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas, seperti terlihat pada gambar

 


c. Diagram instalasi 
    Pada gambar instalasi harus disertai dengan diagram instalasi. Diagram instalasi ini memberikan gambaran hubungan dengan meter listrik, jumlah beban yang harus dilayani, jenis kabel, dan kapasitas pengaman yang harus dipasang pada instalasi  sebenarnya. Contoh diagram instalasi dapat dilihat pada gambar

 

d. Diagram  Garis Ganda dan Diagram Tunggal

    Diagarm garis tunggal biasanya disebut digram perencanaan instalasi listrik,  sedangkan diagram garis ganda disebut diagram pelaksanaan. Diagram garis tunggalditerapkan pada instalasi rumah sederhana maupun instalasi gedung – gedung sederhana hingga gedung besar/brtingkat dan juga pada diagram panel bagi dan rekapitulasi beban. Contoh diagram garis tunggal dapat dilihat pada gambar 1.9.

  


 



 

                     Denah dan diagram garis ganda




Minggu, 11 November 2018

 

MENGANALISA JENIS-JENIS BAHAN KERJA ELEKTROMEKANIK

 

Bahan kerja elektromekanik logam

1.    Penitik alat
     Fungsi dari penitik alat yaitu untuk menandai posisi garis.
2.    Pena Penanda Alat
     Fungsinya untuk menggambar garis atau tanda.
3.    Ragum
     Ragum terdiri dari beberapa jenis yaitu :

  • Ragum Paralell
    Ragum parallel dipasang diatas meja kerja. Fungsinya yaitu menahan benda kerja pada pekerjaan penghalusan dengan tangan.
  • Ragum  Kaki
    Berfungsi sebagai penahan benda kerja pada pekerjaan penghalusan dengan tangan atau penempaan
  • Ragum Squill
    Berfungsi untuk mencekam barang sementara dengan cepat.
  • Ragum Tangan Untuk memegang bagian kecil.

4.    Tap Luar
     Fungsi tap luar yaitu membuat ulir pada batangan pipa atau bulat.
5.    Sikat Kawat
     Sikat kawat berfungsi untuk membersihkan bekas potongan dari kotoran metal.
6.    Tap Tangan
     Tap tangan adalah sebuah handel yang dipasang ke bagian yang berbentuk segi empat dari batang tap. Berfungsi untuk membuat sekrup dalam.
7.    Pegangan Tap
     Berfungsi sebagai peralatan tambahan yang berfungsi memutar tap.
8.    Kikir
     Berfungsi untuk menghaluskan benda kerja dari metal dengan menggunakan tangan. Kikir terbagi 5 jenis yaitu :

  • Kikir Datar
  • Kikir Segitiga
  • Kikir Segi Empat
  • Kikir Bulat
  • Kikir Setengah Bulat

9.    Gergaji besi

Digunakan untuk memotong bahan dari logam dengan tangan

10. Kunci Pas
     Digunakan untuk mengendurkan, mengencangkan baut dan mur.
11. Tang

Digunakan untuk  memegang, memotong, memuntir, mengupas kabel maupun benda benda yang sulit dijangkau dengan tangan. Macam-macam tang antara lain :

·         Tang kombinasi

·         Tang pemotong

·         Tang lancip

·         Tang bulat

·         Tang pengupas

12. Obeng
      Berfungsi untuk mengencangkan atau mengendurkan kepala sekrup yang bercelah
13. Bor
     Berfungsi untuk membuat lubang pada benda kerja.

14. Jangka sorong dan mikrometer

Digunakan untuk mengukur diameter benda dengan tingkat ketelitian tertentu

Bahan kerja elektromekanik non logam

1.    Kaca
     Kaca merupakan suatu zat yang terdapat pada bahan tanah kersik dalam bentuk pasir kuarsa (SiO2), mempunyai campuran soda, potas, batu kapur, dan timah hitam.

2.    Keramik
     Keramik merupakan bahan padat anorganik non logam. Bahan baku dari keramik yaitu tanah liat seperti kaolin dan serisit. Keramik merupakan senyawa logam dan non logam yang mempunyai ikatan atom ionic dan kovalen.

3.    Karet
     Karet adalah polimer dari satuan isoprena atau politerpena yang pada umumnya tersusun dari lima ribu hingga sepuluh ribu satuan yang terdapat pada rantai tanpa cabang yang terkandung pada lateks pohon penghasilnya.

4.    Abrasive
     Abrasive adalah bahan yang digunakan untuk menghaluskan bahan lain dengan cara menggosokkan bahan abrasive ke permukaan yang akan dihaluskan.

5.    Semen
     Semen adalah semacam bahan perekat atau sebuah serbuk yang apabila dicampurkan dengan air menjadi pasta dan setelah dibiarkan beberapa saat akan menjadi keras.

6.    Plastic
     Pada dasarnya plastic meliputi sekelompok bahan yang memiliki molekul besar yang terdiri dari gabungan molekul – molekul yang lebih kecil. Plastic memiliki beberapa sifat yang khas yaitu :

  • Ringan
  • Penyekat panas
  • Tidak cocok digunakan pada temperatur tinggi
  • Stabilitas kurang baik, terutama pada saat basah
  • Kekuatan lebih rendah dari logam

7.    Composite
     Composite material adalah sebagai suatu kombinasi dari dua bahan atau lebih yang sifatnya sangat berbeda dengan sifat masing-masing bahan asalnya. Composite materials digolongkan menjadi beberapa bagian yaitu :

  • Agglomerated Materials
    Pada Agglomerated Materials yang dikombinasikan adalah bahan yang berbentuk butiran dari berbagai ukuran, dengan suatu bahan perekat.
  • Laminates
    Laminates dimana bahan – bahan saling melapisi.
  • Surface Coated Materials
    Pada Surface Coated Materials, coating biasanya menjadi bahan yang dilapisi , sedangkan kekuatan diperoleh dari bahan yang dilapisi.
  • Reinforced Materials
    Reinforced Materials merupakan kelompok yang paling penting dan paling banyak digunakan.(Hafiz)

Jumat, 02 November 2018

DASAR PJU

DASAR TEORI PENERANGAN JALAN UMUM


FUNGSI PENERANGAN JALAN

Penerangan jalan di kawasan perkotaan mempunyai fungsi antara lain :
1. Menghasilkan kekontrasan antara obyek dan permukaan jalan;
2. Sebagai alat bantu navigasi pengguna jalan;
3. Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan, khususnya  pada malam hari;
4. Mendukung keamanan lingkungan;
5. Memberikan keindahan lingkungan jalan.

DASAR PERENCANAAN PENERANGAN JALAN

1) Perencanaan penerangan jalan terkait dengan hal-hal berikut ini :
    a) Volume lalu-lintas, baik kendaraan maupun lingkungan yang     bersinggungan seperti pejalan kaki, pengayuh sepeda, dll;
 b) Tipikal potongan melintang jalan, situasi (lay-out) jalan dan   persimpangan jalan;
     c)  Geometri jalan, seperti alinyemen horisontal, alinyemen vertikal, dll;
     d) Tekstur perkerasan dan jenis perkerasan yang mempengaruhi pantulan   cahaya lampu penerangan;
 e)  Pemilihan jenis dan kualitas sumber cahaya/lampu, data fotometrik lampu dan lokasi sumber listrik;
      f) Tingkat kebutuhan, biaya operasi, biaya pemeliharaan, dan lain-lain, agar  perencanaan sistem lampu penerangan efektif dan ekonomis;
g) Rencana jangka panjang pengembangan jalan dan pengembangan daerah sekitarnya;
h) Data kecelakaan dan kerawanan di lokasi.

2) Beberapa tempat yang memerlukan perhatian khusus dalam perencanaan
penerangan jalan antara lain sebagai berikut :
a)   Lebar ruang milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan;
b) Tempat-tempat dimana kondisi lengkung horisontal (tikungan)  tajam;
c) Tempat yang luas seperti persimpangan, interchange, tempat parkir
d) Jalan-jalan berpohon;
e) Jalan-jalan dengan lebar median yang sempit, terutama untuk pemasangan lampu di bagian median;
f) Jembatan sempit/panjang, jalan layang dan jalan bawah tanah (terowongan);
g) Tempat-tempat lain dimana lingkungan jalan banyak  berinterferensi dengan jalannya.

JENIS LAMPU PENERANGAN JALAN

1) Jenis lampu penerangan jalan ditinjau dari karakteristik dan penggunaannya secara umum dapat dilihat dalam Tabel 2.1. 

Tabel 2.1. Jenis Lampu Penerangan Jalan Secara Umum Menurut Karakteristik dan Penggunaannya 

2)  Rumah lampu penerangan (lantern) dapat diklasifikasikan menurut tingkat perlindungan terhadap debu/benda dan air.Hal ini dapat diindikasikan dengan istilah IP (Index of Protection) atauindek perlindungan, yang memiliki 2(dua) angka, angka pertama menyatakan indek perlindungan terhadap debu/benda, dan angka kedua menyatakan indek perlindungan terhadap air.
Sistem IP merupakan penggolongan yang lebih awal terhadap penggunaan peralatan yang tahan hujan dan sebagainya, dan ditandai dengan lambang. Semakin tinggi indek perlindungan (IP), semakin baik standar perlindungannya. Ringkasan pengkodean IP mengikuti Tabel 2.2. (A Manual of Road Lighting in Developing Countries). Pada umumnya, indek perlindungan (IP) yang sering dipakai untuk klasifikasi lampu penerangan adalah : IP 23, IP 24, IP 25, IP 54, IP 55, IP 64, IP 65, dan IP 66. 
 
Tabel 2.2. Kode Indek Perlindungan IP (Index of Protection)

KETENTUAN PENCAHAYAAN DAN PENEMPATAN
1. Pencahayaan Pada Ruas Jalan
Kualitas pencahayaan pada suatu jalan diukur berdasarkan metoda iluminansi atau luminansi. Meskipun demikian lebih mudah menggunakan metoda iluminansi, karena dapat diukur langsung di permukaan jalan dengan menggunakan alat pengukur kuat cahaya. Kualitas pencahayaan normal menurut jenis/klasifikasi fungsi jalan ditentukan seperti pada Tabel 2.3. 
Tabel 2.3. Kualitas Pencahayaan Normal

Rasio Kemerataan Pencahayaan (Uniformity Ratio) Rasio maksimum antara kemerataanpencahayaan maksimum dan minimum menurut lokasi penempatan tertentu adalah seperti yang ditentukan pada Tabel 2.4. 
Tabel 2.4. Rasio Kemerataan Pencahayaan